Sekilas Info Seputar Guru dan Pembelajaran Daring di Berbagai Negara

Sekilas Info Seputar Guru dan Pembelajaran Daring di Berbagai Negara

Penulis: Mahirotul Haromaini

Sudah dua bulan lebih siswa di Indonesia melaksanakan pembelajaran melalui daring akibat adanya pandemi yang melanda beberapa bulan yang lalu. Akibat adanya pandemi ini, banyak polemic yang terjadi di antara masyarakat. Salah satunya yaitu dari kalangan siswa dan mahasiswa, akibat belum efektifnya pembelajaran melalui daring.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kurang siapnya pemerintah Indonesia dalam memfasilitasi kegiatan pembelajaran terhadap masyarakat, tak hanya itu perbedaan pandangan serta kemampuan guru dalam belajar juga sangat berpengaruh dalam pembelajaran kali ini, karena tidak semua guru menguasai teknologi begitu pula dengan peserta didik yang juga kekurangan media untuk dapat mengakses pembelajaran melalui daring.

Dalam artikel kali ini saya akan memberikan sedikit informasi mengenai pembelajaran daring dari beberapa Negara beserta peran guru dalam pembelajaran tersebut. Apakah di Negara lain juga mengalami kendala seperti yang di Indonesia ataukah sebaliknya?. Pandemi yang saat ini terjadi tidak hanya menyerang Negara Indonesia, tetapi hampir di seluruh dunia. Sehingga berdampak pada beberapa sector kegiatan masyarakat.

Salah satunya yaitu dari sector pendidikan yang mewajibnkan seluruh siswanya untuk belajar di rumah melalui daring, yang bertujuan untuk memutus mata rantai pandemic ini.

Di beberapa Negara, kegiatan pembelajaran melalui daring dinilai cukup efektif selama berlangsungnya pandemi ini. Hal ini disebabkan karena dari pihak instansi sendiri memberikan informasi yang lengkap mengenai panduan pembelajaran yang akan berlangsung baik dari intansi sekolah ataupun kampus. Selain itu efektifitas pembelajaran daring ditunjang oleh sivitas akademika yang telah terbiasa belajar daring.

Seperti halnya yang diungkapkan oleh sejumlah dosen Universitas Padjadjaran (UNPAD) yang sedang melanjutkan pendidikan di sejumlah Negara. Salah satunya, Bapak Ikram Nur Muharam yang saat ini sedang menempuh pendidikan di University of Surrey, Inggris. Ia mengungungkapkan bahwa pembelajaran daring dikampusnya tidak ada kendala.

Dari pihak kampus sendiri telah memberikan tuntunan yang jelas serta rinci tentang pembelajaran darik, baik dari mulai dari metode belajar hingga ujian. Alur proses yang harus ditempuh oleh mahasiswa juga diberikan secara lengkap oleh kampus. Termasuk sarana (platform) untuk pembelajaran daring juga disediakan oleh kapus.

Tak hanya itu hal ini juga disebabkan karena mahasiswa dan dosen sudah terbiasa dengan pembelajaran daring. Hal ini dikutip dari ungkapan Pak Ikram bahwa “belajar online sudah cukup sering dlakukan sehingga tidak ada kendala” dalam diskusi Dongeng Covid19 dari perantauan yang diselenggarakan oleh Universitas Padjadjaran melalui aplikasi zoom, Jumat 17 April 2020 malam.

Selain Bapak iIkram, Bapak Irfan Zindi yang sedang belajar di Korea Selatan juga mengungkapkan hal yang sama. Kuliah daring berjalan dengan lancer. Dosen meberikan bahan kuliah dengan jelas. Akses internet yang kuat di Kota Makpo juga menjadi penunjang lancarnya pembelajaran daring. Tak hanya itu, Makpo National University juga memberikan beasisa per bulan bagi sejumlah mahasiswa yang kondisi ekonominya terdampak.

Berbeda dengan kedua Negara tersebut, di Negara Portugal  khususnya di University of Porto juga memberikan beasiswa kepada mahasiswanya selama pandemi berlangsung. Hal tersebut diungkapkan oleh Nabila As’ad, seorang mahasiswa di University of Porto, Portugal. Ia juga mengungkapkan bahwa pada awal pembelajaran daring diterapkan, mahasiswa merasa ada ketidakjelasan teknis belajar baik untuk pelaksanaan ujian ataupun sarana kuliah setiap hari. Namun hal tersebut berhasil ditanggulangi seiring berjalannya waktu.

Beralih ke Negara Jerman, sejumlah sekolah sudah mulai dibuka kembali. Namun hal ini belum terjadi secara keseluruhan. Seperti halnya yang dialami oleh Bapak Yudha Prawira Budiman seorang dosen UNPAD yang sedang belajar di University of Wurzburg yang belum mendapat kejelasan mengenai waktu dibukunya kampus di Jerman. Padahal bisa dibilang angka kematian di Jerman cukup rendah yakni 3% dari total yang terinfeksi. Sementara ratarata kematian global karena virus mencapai 6%.

Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa setiap Negara memiliki permasalahan serta cara tersendiri unutuk menyelesaikannya. Salah satunya yaitu dengan cara adanya komunikasi yang baik antara pihak intansi dan siwa atau mahasiswa, tidak hanya itu komunikasi yang baik antara guru dan siswa juga sangat diperlakukan karena guru yang menjadi pengendali penuh ketika pembelajaran berlangsung, meskipun dalam kondisi seperti ini.

Apabila komunikasi antara guru dan siswa berjalan dengan baik maka pembelajaran akan terasa menyenangkan baik dalam pemberian materi ataupun tugas juga demikian. Guru juga harus lebih kreatif, meskipun ia memiliki kekurangan misal dalam mengusai teknologi setidaknya bisa menggunakan media yang sederhana dalam pembelajaran seperti WA. Tak hanya itu guru juga disarankan untuk belajar mengenai teknologi. Dan juga mampu membuat pembelajaran daring menjadi menyengkan dan saling menguntungkan tidak sebaliknya.

Namun dalam permasalahan ini tidak hanya siswa yang resah melainkah beberapa guru juga merasa resah, karena pada dasarnya peran guru tidak bisa tergantikan oleh teknologi, karena teknologi tidak memiliki segala kompetensi yang dimiliki oleh guru (kompetensi dasar, pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional). Untuk itu peran guru sangat diperlukan dan perlu ditingkatkan, agar tidak ditimpa dengan perkembangan teknologi. Mereka juga merasa bahwa banyak yang tidak didapatkan ketika pembelajaran daring, sehingga pertemuan tatap muka sangat diperlukan dalam proses pembelajaran.

sumber: https://www.kompasiana.com/mahirotulharomaini/5ebe2e78d541df5050774ae2/sekilas-info-seputar-guru-dan-pembelajaran-daring-di-berbagai-negara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.